Waktu untuk Mati

2013-04-19-Gladiator Chicken-13

Ayam     : “Hai Tuan… aku belom mati, kenapa kamu potong kakiku…?”

Tuan       : “Iya, biar gampang nih ngelepasin tajimu…”  ujarnya dengan muka datar

2013-04-19-Gladiator Chicken-14 2013-04-19-Gladiator Chicken-15

“Tuan, terimakasih telah merawatku selama ini…”

“Aku diberi makan dengan baik setiap hari, kotoranku pun kau bersihkan dengan teratur…”

“Sungguh baik hatimu, meski aku harus berada di rumah bambu ini setiap hari…”

2013-04-19-Gladiator Chicken-16 2013-04-19-Gladiator Chicken-17 2013-04-19-Gladiator Chicken-18

“Yah, setidaknya aku sudah bisa membalas budi baikmu dengan darah…”

“Membuatmu tersenyum melihatku semangat berjuang…”

“Banyak teman baru yang kau dapatkan..”

“Dan juga uang jika aku menang…”

2013-04-19-waktu untuk mati-1 2013-04-19-waktu untuk mati-2

“Maaf, hari ini aku kalah…”

“Tapi, setidaknya kasih aku waktu untuk mati…”   

10 thoughts on “Waktu untuk Mati

  1. Ya Allah, menyedihkan. Aku ingat jaman kos di bukit jimbaran. Tahun 1996, ketika banyak orang berkerumun, adu ayam. Aku lihat sendiri ayam putih yang kalah, dadanya robek, darahnya masih keluar segar, terhuyung, diambil oleh empu nya. Sesaat kemudian dia direbahkan, kaki ditaruh diatas kayu dan sekelebat ditebas oleh tajam nya parang. Dia masih hidup! dan dibiarkan, aku amati beberapa detik berjalan, perlahan mata itu menutup.

    Like

Leave a comment