Ayam : “Hai Tuan… aku belom mati, kenapa kamu potong kakiku…?”
Tuan : “Iya, biar gampang nih ngelepasin tajimu…” ujarnya dengan muka datar
“Tuan, terimakasih telah merawatku selama ini…”
“Aku diberi makan dengan baik setiap hari, kotoranku pun kau bersihkan dengan teratur…”
“Sungguh baik hatimu, meski aku harus berada di rumah bambu ini setiap hari…”
“Yah, setidaknya aku sudah bisa membalas budi baikmu dengan darah…”
“Membuatmu tersenyum melihatku semangat berjuang…”
“Banyak teman baru yang kau dapatkan..”
“Dan juga uang jika aku menang…”
“Maaf, hari ini aku kalah…”
“Tapi, setidaknya kasih aku waktu untuk mati…”
Ya Allah, menyedihkan. Aku ingat jaman kos di bukit jimbaran. Tahun 1996, ketika banyak orang berkerumun, adu ayam. Aku lihat sendiri ayam putih yang kalah, dadanya robek, darahnya masih keluar segar, terhuyung, diambil oleh empu nya. Sesaat kemudian dia direbahkan, kaki ditaruh diatas kayu dan sekelebat ditebas oleh tajam nya parang. Dia masih hidup! dan dibiarkan, aku amati beberapa detik berjalan, perlahan mata itu menutup.
LikeLike
persis kayak kejadian yg diatas. andai dia dikasih waktu utk mati terlebih dahulu
LikeLike
huuuwwwwoooo……terharuuu…T_T,ayamkhu manah…….???
LikeLike
emang kenapa ayam mu?
LikeLike
Monolog di atas makin bikin jleb. 😦
LikeLike
jleb nya pas ngeliat langsung ternyata si ayam blm mati saat dipotong kakinya
LikeLike
Iya, 2 foto terakhir menyentuh sekali Bli. Baru tahu kalau ayam yang kalah langsung dipotong kakinya..
LikeLike
mungkin nggak semuanya kayak gitu, tapi kebetulan aja liat momen itu. eiya coba cek film “Earthlings” di youtube, sekitar 350-an MB kalo didonlot. itu tentang bagaimana pabrik hewan di negara barat. bagaimana kulit untuk industri itu dihasilkan, bulu utk pakaian, dll.
LikeLike
Sudah melihat, dan speechless. Pembunuhan hewan-hewannya bikin yang liat miris. Jadi mikir ulang kalo ada menu yang menyajikan daging-dagingan. 😐
LikeLike
mungkin itu berlaku di industri secara massal, semoga saja di Indonesia nggak separah itu.
LikeLike