Nikah Massal

Pengantin laki-laki dan perempuan duduk di Bale Jejaitan sambil menunggu prosesi nikah massal berikutnya di Desa Pengotan, Bangli.

Senin, 16 April 2012.

Secangkir kopi sudah tersaji, perlengkapan sudah disiapkan satu hari sebelumnya untuk memotret suasana Ujian Nasional di SMA4. Pak Walikota  datang ke SMA4 untuk meninjau, pastinya akan menjadi visual yang menarik! Sekitar jam 7 pagi, mendadak ada SMS dari Komang, sahabat  baru yang tinggal di Desa Pengotan dan dia bilang hari itu juga ada nikah massal di desanya.

Si Kemot yang sedang bersantai langsung kugeber dengan kecepatan 50-60km/jam! Gerakan sliding ke kiri dan ke kanan pun dirasakan! Beberapa kali hampir terjatuh karena shockbreaker depan-belakang yang sudah tidak berfungsi normal. 1.5 jam perjalanan dan saya beruntung si Sapi yang akan jadi korban masih hidup. Itu artinya saya bisa merekam proses mengorbankan sapi hingga proses terakhir dari nikah massal.

Kali ini ada 23 pasangan yang menikah, dulunya setiap pasangan harus mengorbankan satu sapi, tapi proses pernikahan jadi sangat lama. Bahkan pernah dari pagi hingga jam 9an malam waktu Bali, dikarenakan banyaknya sapi yang harus dipotong dan setiap pengantin harus menunggu proses itu. Penyederhanaan dilakukan, sekarang hanya satu sapi yang dikorbankan. Hemat waktu, hemat dana juga.

Pernikahan massal ini hanya boleh dilakukan pada bulan kesepuluh dalam kalender Bali. Jadi, kalau ada pasangan yang hamil duluan, mereka tetap tidak akan dinikahkan sampai bulan kesepuluh itu, meskipun anaknya sudah lahir. Denda akan dikenakan sekitar 45 ribu perbulan untuk pasangan yang sudah hamil atau memiliki anak sebelum pernikahan massal.

6 thoughts on “Nikah Massal

Leave a comment